Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air
pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan
menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel
tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa
depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan
dengan nyanyian-nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati
sebagai singgasana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana
jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas
kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan
matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan
bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan
para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga
pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar